Custom Search

Selamat Datang

Sunday, May 2, 2010

TNI AU Beli Pesawat Tempur Baru Untuk Jaga Perbatasan

Mulai hari ini 16 pesawat Super Tucano buatan Brasil akan menambah jajaran alat tempur TNI Angkatan Udara. Oleh TNI AU, pesawat-pesawat tersebut akan digunakan untuk patroli keamanan di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia. Selain 16 Super Tucano, TNI AU juga akan membeli 3 pesawat Sukhoi untuk menambah kekuatan udara NKRI.

TNI AU melalui Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Imam Sufaat, mengkonfirmasi hal tersebut. ”Dengan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut diharapkan target zero accident bisa tercapai. Selama ini peralatan kami masih ada beberapa yang kurang layak sehingga perlu diganti,” demikian penjelasan KSAU seusai serah terima jabatan Gubernur Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta, Sabtu (23/1/2010).

Mengenai pesawat buatan Brasil tersebut, Imam menjelaskan, Super Tucano telah dipakai sejumlah negara, seperti Kolombia, Guatemala, dan Republik Dominika. Sebagaimana halnya OV-10 Bronco, Super Tucano juga didesain untuk serangan udara ringan, antigerilya, pesawat latih, dan patroli perbatasan dengan sistem senjata dan avionik yang lebih canggih.
spacer TNI AU Beli Pesawat Tempur Baru Untuk Jaga Perbatasan

Super Tucano akan digunakan untuk menggantikan pesawat tempur taktis OV-10 Bronco North American Rockwell. TNI AU akan memanfaatkannya untuk pengamanan di daerah perbatasan. Pesawat juga dipakai untuk memantau penebangan liar, yang selama ini sulit terpantau. ”Di Brasil pesawat tersebut juga dipakai untuk pengamanan wilayah perbatasan,” tuturnya.

Alutsista China

Selain pesawat-pesawat tersebut, Indonesia juga akan menjajaki rencana pembelian alutsista asal China. Penjajakan itu disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto saat menjawab pers seusai mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat malam.

Sebelumnya, Djoko Suyanto bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mendampingi State Councilor RRC (Menko Polhukam) Dai Bingguo menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden dan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Jumat.

Kunjungan Dai Bingguo beserta delegasi China ke Indonesia bertujuan untuk menindaklanjuti perjanjian kerja sama kemitraan antara Indonesia dan China yang sebelumnya ditandatangani Presiden Yudhoyono dan Presiden China Hu Jin Tao saat kunjungan kenegaraan Presiden di China.

”Kita memang pernah membeli alutsista China beberapa waktu lalu. Sekarang tidak lagi. Yang baru kita lakukan sekarang adalah penjajakan. Kita belum sampai kepada jenis alutsista seperti apa yang akan dibeli. Itu diserahkan kepada Kementerian Pertahanan dan TNI sendiri,” kata Djoko.

sumber : kompas

No comments:

Post a Comment